0
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pekerja anak, yang menyebabkan terjadinya ekplotasi terhadap kehidupan anak.

Yang Menyebabkan terjadinya Pekerja Anak

NO.
PENYEBAB
KETERANGAN
1.
Kemiskinan
Keluarga miskin mengirim anak-anak mereka bekerja untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Banyak anak yang bekerja di lahan pertanian atau toko keluarga yang kelangsungannya tergantung pada anggota keluarga yang bersedia bekerja tanpa dibayar.
2.
Gagalnya sistem pendidikan
Beberapa daerah, terutama daerah pedesaan, tidak mempunyai sekolah. Kadang-kadang, sekolah yang ada meminta pembayaran uang sekolah dan orang tua tidak sanggup membayarnya. Kalau pun sekolah gratis tersedia, biasanya sekolah seperti itu mempunyai mutu yang buruk dan kurikulum yang tidak tepat. Karena itu, orang tua berpendapat bahwa anak mereka akan mempunyai masa depan yang lebih baik bila bekerja dan mempelajari keterampilan praktis yang banyak dibutuhkan orang.
3.
Perekonomian informal
Pekerja anak lebih umum dijumpai di perusahaan-perusahaan kecil yang tidak terdaftar disektor informal daripada di tempat kerja yang lebih besar. Pengawas ketenagakerjaan jarang mengunjungi tempat-tempat kerja sekecil itu dan di sana tidak ada serikat pekerja/serikat Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Pekerja Anak
Di mana ada perekonomian informal dalam skala yang besar, di situ terjadi pemanfaatan tenaga anak sebagai buruh dalam skala yang besar pula.
4.
Rendahnya biaya yang dikeluarkan untuk empekerjakan anak
Di perusahaan-perusahaan informal berskala kecil, di mana undang-undang ketenagakerjaan tidak dilaksanakan, mempekerjakan anak merupakan pilihan yang menarik karena anak dapat dibayar dengan upah yang lebih rendah daripada upah orang dewasa. Tidak seperti pekerja dewasa, anak-anak pada umumnya juga tidak menjadi anggota serikat  Pekerja/serikat buruh dan dianggap lebih mudah dikendalikan dan diatur.
5.
Tidak adanya organisasi pekerja
Jumlah pekerja anak menjadi besar terjadi bila serikat pekerja/serikat buruh lemah atau bahkan tidak ada. Serikat pekerja/serikat buruh pada umumnya tidak dijumpai di sektor informal dimana mengorganisasikan para pekerja secara kolektif sulit dilakukan.
6.
Adat dan sikap sosial
Di banyak negara, elit yang berkuasa atau kelompok etnis mayoritas berpendapat bahwa bekerja merupakan hal yang wajar dan alamiah untuk anak-anak miskin. Para elit atau kelompok etnis tersebut tidak mempunyai komitmen untuk mengakhiri masalah pekerja anak, dan sesungguhnya ingin terus mengeksploitasi anak-anak ini karena mereka merupakan tenaga murah. Pada kasus-kasus lain, bila orang tua mempunyai sedikit uang untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, pada umumnya mereka memilih menyekolahkan anak laki-laki, sehingga anak perempuan rawan dipekerjakan sebagai pekerja anak.

Hak Cipta © Organisasi Perburuhan Internasional 2009

Post a Comment

 
Top