Disebabkan biaya produksi Indonesia yang cukup rendah, dan ketika pada era tahun 1970 Jepang mendirikan joint venture dengan perusahaan Indonesia dengan tujuan mengakses kebutuhan pasar domestik dan saat itu diterapkan kebijakan pertukaran impor maka kini berkembang industri elektronik. Didukung dengan kebijakan strategi industrialisasi beroreintasi ekspor pada era tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan elektronik asing memanfaatkan Indonesia sebagai salah satu basis ekspornya.
Beberapa kekuatan Industri elektronik Indonesia meliputi :
Pemanfaatan fungsi rantai pemasok yang baik oleh perusahaan-perusahaan Internasional;
Struktur biaya yang kompetitif dibandingkan dengan produsen Uni Eropa;
Sistem produksi yang pleksibel;
Tersedianya beberapa laboratorium dengan kapabalitas yang meningkat;

Saat ini Uni Eropa merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia bagi produk elektronik konsumen yang diikuti oleh Amerika Serikat dan ASEAN. Konsentrasi produk elektronik konsumen yang diekpor Indonesia tersebut meliputi beberapa jenis produk :
- Kurang lebih 70 % ekspor produk elektronik konsumen tersebut berupa alat perekam suara dan perekam video;
- Untuk televisi dan radio masing-masing berjumlah 10%;
- Kulkas serta alat-alat pemanas lainnya.
- Jumlah terkecil dari total ekspor alat elektronik konsumen dari Indonesia adalah alat pencukur elektronik dan alat pencuci piring.
Ekspor alat-alat elektronik konsumen Indonesia untuk Uni Eropa dengan porsi yang cukup stabil. Salah satu yang dapat meningkatkan porsi ekspor tersebut adalah beberapa perusahaan multi nasional memindahkan produksinya dari China karena meningkatnya upah tenaga kerja di negara tersebut.
Dalam pemenuhan pasar elektronik konsumen Uni Eropa hampir 60% didominasi oleh produk-produk dari negeri China.
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.