2
Sebagai salah satu anggota dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Indonesia mempunyai bahasa yang sama dengan beberapa negara lain seperti Malaysia, Singapura dan juga Brunai Darussalam yaitu bahasa Melayu. Sebagian dari wilayah Indonesia menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa ibu atau bahasa komunikasi sehari-hari. Wilayah tersebut terdiri dari kepulauan Sumatera, Kalimantan, Wilayah Betawi dan juga wilayah lainnya. Dan Bahasa Melayu di Indonesia ini merupakan cikal bakal dari Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia yang justru saat ini mengalami perkembangan yang pesat.

Tentang tantangan untuk bisa berperan pentaing pada AFTA 2015 dapat Anda baca pada :
Dalam era perdagangan bebas yang saat ini sudah berlaku yaitu AFTA 2015 ( ASEAN Free Trade Area 2015) tentunya salah satu dukungan sukses tersebut adalah komunikasi. Dengan demikian tentunya tidak ada salahnya Bahasa Melayu dikembangkan menjadi bahasa Internasional seperti yang digagas oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zahrain Mohamed Hashim. Pengguna Bahasa Melayu dari beberapa negara diperkirakan hampir 400 juta orang. Untuk Indonesia notabene Bahasa Melayu ini adalah Bahasa Indonesia.

AFTA 2015 dan MEA serta keseragaman Bahasa Melayu
Duta Besar Malaysia : Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim

"Untuk keseragaman Bahasa Melayu perlu diperbincangkan, sebab dari segi banyaknya jumlah pengguna bahasa Melayu itu mungkin lima terbesar dunia" ujar Duta Besar Malaysia tersebut.
Untuk Indonesia sendiri tentunya hal ini tidaklah sulit karena Bahasa Indonesia ( bahasa resmi nasional ) merupakan perkembangan Bahasa Melayu. Sebagai contoh untuk bahasa sehari-hari masyarakat di Pontianak, Mempawah hingga Sambas adalah bahasa Melayu belum lagi di wilayah Sumatera. Sehingga tidak adalah salahnya ahli-ahli bahasa di Indonesia mulai memikirkan gagasan ini.
Kini AEC 2015 sudah berproses yang sudah disiapkan masing-masing negara sejak lama. Lihat juga artikel kami tentang 
Dengan adanya kesegaraman bahasa tentunya akan terjadi sinergi dengan berlakunya AFTA 2015 ini dan juga menjadi bahasa komunikasi internasional terutama dengan sesama Anggota AEC yang juga menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari rakyat dari negara tersebut.

Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim juga berpendapat bahwa " Bahasa Melayu yang sudah diseragamkan dapat digunakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa Inggeris dalam komunitas ASEAN. Dan Pemerintah Indonesia serta Malaysia perlu mengangkat isu tersebut dengan didukung oleh organisasi dan lembaga masyarakat dari kedua negara. "
" Kita juga perlu melibatkan cendikiawan dan sastrawan duduk bersama untuk mencari cara mengangkat Bahasa Melayu ini, bukan hanya untuk komunikasi, melainkan juga untuk peningkatan intelektual. Bila mengingat kembali kepada sejarah dan asal usul kita, mungkin kita bisa menciptakan identitas kita sendiri, yang saya rasa cukup penting, khususnya untuk hubungan Indonesia dan Malaysia."
Demikian ujar Dubes Malaysia untuk Indonesia.
Setiap proses transaksi perdagangan membutuhkan komunikasi yang handal selain mempromosikan produk yang handal pula. Pada sektor jasa tentunya membutuhkan kemampuan bahasa yang baik agar dapat dimengerti oleh rekan bisnis. Lihat : Perdagangan Jasa Menuju AEC 2015
Tentunya pakar-pakar Bahasa Indonesia bisa memberikan rumusan untuk bisa membuat Bahasa Indonesia dengan dasar Bahasa Melayu menjadi lebih dominan dalam pergaulan ekonomi dan perdagangan bebas di wilayah ASEAN ini dengan pengertian bahwa Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa persatuan di ASEAN.

Tapi itu semua perlu pertimbangan matang dari banyak sisi, karena unsur bahasa merupakan bagian dari budaya masing-masing negara.

Artikel ini dikutip dari Harian Berkat edisi Kamis, 29 Januari 2015

Post a Comment

  1. keseragaman bahasa dalam AFTA sepertinya jadi keharusan ya pak, bagaimana jika pelaku AFTA seperti saya yang berasal dari kampung yang untuk berbahasa Indonesia EYD saja kesulitan, dengan AFTA nya bakalan ketinggalan dong...gimana coba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu juga baru wacana =)) jadi memerlukan perbincangan panjang. yang penting heppi. (c) konsen pada produk yang jualan yang ngomong ha...ha..., jika bisa gimana tuh ubi cilembunya di ekspor.....
      Salam kompak selalu

      Delete

 
Top